Konon,
bahwa arung Palakka sebelum meninggalkan tanah kelahirannya menuju ke
kerajaan Buton ia melakukan ikrar atau janci , beliau menghentakkan
kakinya setelah mengikatnya pada akar pohon beringin sebagai suatu
tanda ikrar dan nampaklah pada hentakan kaki itu di atas sebuah batu
dilereng gunung Cempalagi yang masih berada di pinggir laut. Bekas tapak
kaki Arung Palakka tersebut yang panjangnya kurang lebih 75 cm.
Di bekas tapak inilah bila mana air laut surut maka bekas pijakan kaki tersebut akan nampak dengan jelas. Dan ditapak itu menyerupai sebuah wadah mengandung air tawar yang sesungguhnya harus asin karena berada di bawah permukaan laut. Banyak orang yang berkunjung untuk mendapatkan air suci itu yang dianggapnya sebagai air yang memiliki tuah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar